Shadowland
“Segalanya adalah energi”
Gelap
mencekam menusuk mata, menghilangkan pandangan nan jauh disana. Bumi berputar
diorbitnya, lautan mengalami pasang surut, bintang-bintang gemerlapan memberi
semburat cahaya indah hiasi langit.mata menatap menyusuri cakrawala yang
semakin memudar.
“Segalanya
dari alam semesta kita yang tampak padat ini sebenarnya tidak padat sama
sekali, ia adalah energi, energi murni yang bergetar. Dan sementara persepsi
kita mungkin akan meyakinkan kita bahwa benda-benda itu entah wujudnya padat
atau cair atau gas. Dalam tingkatan kuantum itu semua hanyalah
partikel-partikel didalam partikel-partikel lain, semuanya itu hanyalah energi”
Aku
mencoba menutup mata, merasakan hembusan angin yang terus berhembus. Terdengar
suara pijakkan kaki yang sedikit kasar, semakin lama semakin keras dan terasa
mendekat. Hati terkoyak mulai tak tenang merasakannya. Lalu perlahan kubuka
mata, “sedang apa kau disini, malam sudah
larut bahkan bulan pun mulai tertutup awan?” ujar Noah sambil mendekat. “syukurlah, ternyata hanya dia” gerutu ku
dalam hati. “fion, apa yang kau lihat?” dia
kembali bertanya padaku.
Fion
d’artfael, ya…itulah nama yang ayah berikan padaku, seorang anak bungsu dari
tiga bersaudara. Tak disangka kakak pertama Noah Azhura yang seringkali
menjagaku dalam keadaan apapun. Dan kakak kedua Gabriel gamaliel yang entah
dimana keberadaannya menghilang tanpa jejak.
“entahlah, aku hanya merasakan banjir molekul
yang memiliki proton, neutron, elektron, dan partikel-partikel terkecil. Dan
dalam partikel-partikel yang sangat kecil itu, hingga ke titik terkecilnya aku
merasakan getaran energi murni yang bergerak dengan kecepatan cukup pelan
hingga membuat tampak padat dan solid,namun masih cukup cepat hingga keadaan
sesungguhnya tak dapat diamati” jawabku
pada Noah. Dia meninggalkanku kembali sendirian tanpa ingin tau lebih banyak apa
yang aku rasakan.
Aku
mencoba duduk diatas pasir dan merasakan suasanya sembari kembali memejamkan
mata. Dan terdengar suara “ segalanya
adalah satu. Barang-barang yang tampak padat seperti kamu, dan aku, dan pasir
yang kita duduki ini sebenarnya hanyalah kumpulan energi yang bergetar begitu
pelannya hingga tampak padat, sementara hal-hal lain seperti hantu dan arwah
bergetar begitu cepatnya hingga mereka nyaris mustahil untuk ditangkap oleh
mata manusia”
Aku
tersadar bahwa seseorang telah mencondongkan tubuhnya ke dekatku. Dan ku tau
itu adalah Alice. Sekarang aku memandangi lautan didepan kami, ombaknya
menggulung, terus menerus, tanpa akhir, tanpa henti. Hingga aku tak bisa membayangkan
apa yang akan terjadi hari esok…
Bersambung