KIMIA DALAM AL-QURAN
A.
Pengertian
Kimia Secara Al Qur’an
Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang
muncul sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa
Arab: كيمياء, atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa
Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari
skala atomhingga molekul serta
perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifatdan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut
pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat
fisik materi
umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya
ditentukan oleh gaya
antaratom danikatan
kimia.
Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena
alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini
juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk mempelajari
berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya, di antaranya yaitu
ayat-ayat yang berhubungan dengan kejadian manusia, kejadian alam yang
lain :
Proses penciptaan manusia dan tindak balas
yang berlaku dari bahan yang terlibat semasa penciptaanya
“Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
[Al-Hijr:26]
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air
mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan
tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang
berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan)
dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.”[Faathir:11]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.”[Ar-Ruum:20]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.”[Ar-Ruum:20]
Penciptaan alam semesta serta reaksi yang
terlibat
“Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit
itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi:
“Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.”[Al-Fushshilat:11]
“Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”[Al-Fushshilat:12]
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian
kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”[Al-Anbiyaa’:30]
Dorongan untuk umat Islam melakukan
eksperimen mengkaji fenomena yang berlaku
“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan
biji buah-buahan. dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah,
Maka Mengapa kamu masih berpaling?”[A-An’am:95]
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari
langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala
urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka Katakanlah “Mangapa kamu
tidak bertakwa kepada-Nya)?” [Yunus:31]
Unsur-unsur atau elemen yang terdapat pada
sesuatu kejadian
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang
mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah
lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur
jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan.”
[Al-Baqarah:74]
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur
dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya
tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.”
[Al-A’raaf:58]
Unsur kimia di dalam madu petunjuk kepada
kekuasaan Allah merubah struktur, sifat dan kegunaan berbagai unsur.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia”, Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”[An-Nahl:68-69]
Atas
dasar tersebut, sebagian ilmuwan Muslim telah banyak berjasa dalam pengembangan
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), khususnya ilmu kimia. Setelah menerjemahkan dan
mempelajari tulisan-tulisan tentang alkimia,
baik dari Yunani maupun dari Mesir, ahli kimia Muslim menyadari bahwa alkimia yang dilakukan oleh orang-orang
Yunani dan Mesir pada zaman purba itu bersifat spekulatif bercampur mistik.
Oleh karena itu para ahli kimia Muslim menentangnya dan mereka melakukan
eksperimen yang kemudian menghasilkan zat- zat kimia baru yang dikenal antara
lain sebagai: asam, basa,
alkohol, dan garam. Istilah alkali untuk basa berasal dari kata Arab “al-kali” yang
berarti abu tumbuhan, dan natrium
hidroksida adalah basa penting
yang telah dibuat oleh ilmuwan Muslim. Eksperimen yang mereka lakukan meliputi
antara lain destilasi, sublimasi, kristalisasi, oksidasi, dan presipitasi.
Mereka juga telah membuat beberapa senyawa dalam jumlah besar, baik untuk
keperluan ilmiah maupun pengobatan. Senyawa mineral yang telah disintesis
antara lain besi sulfat, merkuri sulfida, merkuri oksida, tembaga sulfat,
tembaga sulfida, natrium bikarbonat, dan kalium sulfide.
Para
ahli kimia Muslim juga telah mengenal cara memperoleh tembaga murni, yaitu
dengan jalan mengalirkan larutan tembaga sulfat pada potongan-potongan besi.
Ini adalah suatu penemuan dalam bidang elektrokimia. Demikian pula penemuan
tentang berkaratnya logam biasa bila kena udara yang lembab adalah suatu
penemuan yang penting pada masa itu. Selain dalam ilmu kimia, mereka juga
memberikan sumbangan dalam bidang teknologi kimia. Mereka menyempurnakan
pembuatan gelas dan memberikan warna-warna dengan menggunakan oksida-oksida
logam. Pembuatan baja untuk pedang yang dikenal di seluruh dunia dilakukan oleh
para pekerja Muslim di kota Damaskus dan di Spanyol. Demikian pula mereka telah
menyempurnakan teknologi pembuatan kertas pada abad ke-9 M.
Kertas
pada awalnya dibuat oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahan sutera
dengan proses yang rumit. Ilmuwan Muslim membuat kertas dari kapas karena kayu
sangat jarang terdapat di wilayah Timur Tengah. Mereka telah mampu mengolah
kapas dengan bahan-bahan kimia melalui proses kimia dalam jumlah besar,
sehingga dalam abad pertengahan telah dapat dibuat jutaan buku. Penemuan
pembuatan kertas dengan cara ini telah membuka cakrawala baru dalam peradaban
manusia. Teknologi pembuatan kertas ini kemudian dipelajari dan dikembangkan
oleh para ilmuwan di Eropa.
Meskipun
penemuan salpeter atau kalium nitrat dilakukan oleh
orang Cina, namun baru pada akhir pemerintahan Dinasti Thang, kira-kira tahun
906, mereka mengembangkannya hingga menjadi bahan peledak untuk keperluan
senjata. Pada tahun 870, orang Arab telah melakukan penambangan salpeter. Para ahli kimia Muslim kemudian
membuat bahan peledak dari saltpeter dengan
menambahkan belerang, karbon, dan bahan kimia lainnya. Pada abad ke-10 M,
mereka menemukan nitrogliserin yang
juga merupakan bahan peledak. Hasil penemuan mereka ini diperkenalkan kepada
dunia Barat dan pada abad ke-13 M, Roger Bacon, seorang ahli kimia Eropa,
berhasil membuat dan mengembangkan pembuatan bahan peledak ini.
Penggunaan
proses destilasi oleh para ahli kimia Muslim untuk memurnikan suatu zat
merupakan revolusi dalam ilmu kimia. Mereka telah mampu memurnikan dan
memperoleh berbagai macam zat kimia dalam keadaan murni. Dengan proses
destilasi terhadap hasil fermentasi gula dan pati, mereka telah dapat membuat
dan memurnikan alkohol yang dalam Bahasa Arab disebut al-quhul. Zat kimia yang diperoleh antara
lain asam cuka, minyak lemon, minyak mawar, asam sulfat, dan aldehid. Dengan
demikian, dalam periode Islamlah para ilmuwan Muslim telah mempelopori
perkembangan ilmu kimia dan teknologi kimia. Di antara mereka yang berjasa
dalam hal ini ialah Jabir Ibnu Hayyan, Al-Kindi, dan Ar-Razi.
Dengan beberapa
penemuan penemuan yang telah di lakukan oleh para ilmuan muslim tersebut, dapat
di ketahui bahwa pada dasar nya sebagian besar unsur dan materi kimia yang ada
di bumi telah terkandung dengan jelas di dalam Al Qur’an. Salah satu contoh
kandungan unsur kimia yang nyata di jelaskan dalam Al Qur’an adalah besi yang
terkandung dalam surah Al-Hadid.
Al Qur’an menjelaskan tentang unsur
Besi (QS. Al-Hadid, 57:52)
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57:
25).
Berdasarkan
kandungan surah Al-Hadid di atas, para ilmuan muslim telah mengkaji kandungan
yang terkandung di dalam nya yang menyatakan bahwa Allah telah
menurunkan/menciptakan unsur besi yang dapat di manfaat kan oleh manusia.
Pernyataan ini di kuatkan dengan fakta – fakta yang ada. Yaitu :
Fakta ke-1
Allah
SWT berfiman: “…Dan Kami ciptakan besi….” (QS. Al-HAdid, 57:25). Allah
SWT menggunakan kata “anzalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Departemen
agama menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT
tidak menggunakan kata “Khalaqna” yang berarti “kami telah ciptakan”. Penemuan
astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita
berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam
semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Sistem tata
surya (bumi) tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara
mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh
lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang
tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa
yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor
yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka
bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda
angkasa. Hal ini yang dahulu pernah juga sempat dikatakan oleh Neil Amstrong.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat
tersebut. Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada
abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan. Besi : 26Fe Istilah besi oleh orang
inggris disebut sebagai “iron”, oleh orang arab disebut dengan “hadid” orang
francis menyebutnya ”fer” dan orang spanyol “hierro”. Agar tidak membingungkan,
maka telah disepakati bahwa dunia sains menamakan besi dengan “Ferrum” (Fe)
dari bahasa latin.
Fakta ke-2
: Isotop Besi
Besi memiliki 8
isotop yaitu:
Al-Hadid
adalah surat ke-57 dalam al-Qur’an. Fe-57 adalah salah satu dari 4 isotop besi
yang stabil. Ini bukanlah kebetulan. Nomor surat ini dirancang oleh Allah yang
maha mengetahui.52Fe Waktu Paruh 8.3 jam
54Fe Stabil
55Fe Waktu Paruh 2.7 tahun
56Fe Stabil
57Fe Stabil
58Fe Stabil
59Fe Waktu Paruh 54.5 hari
60Fe Waktu Paruh 1.500.000 tahun
55Fe Waktu Paruh 2.7 tahun
56Fe Stabil
57Fe Stabil
58Fe Stabil
59Fe Waktu Paruh 54.5 hari
60Fe Waktu Paruh 1.500.000 tahun
Fakta ke-3
: Energi Ionisasi.
Energi ini
dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk ion
Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Dimana di ketahui bahwa tubuh manusia hanya
mengkonsumsi Fe2+ (ferro) dari makanan. Besi jenis Ferro inilah yang bayak
terkandung dalam makanan seperti daging-dagingan dan makanannya Popeye (Spinach
alias bayam), termasuk obat-obatan suplemen penambah zat besi seperti
sangobion, sulfaferosus, dan lain-lain. Ahli gizi,mengatakan sebaiknya sayur bayam
jangan dibiarkan lebih dari semalam, karena tidak memberikan dampak yang baik
untuk dikonsumsi. Hal ini di karenakan dalam beberapa jam ferro akan segera
berubah menjadi ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, Dimana tubuh tidak
mau mengambilnya karena sifat sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah
berubah menjadi karat, berubahlah sifatnya. Perubahan Fe2+ (ferro) menjadi
Fe3+(ferri) ini menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29 adalah
jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya.
Fakta ke-4
Penjumlahan Massa Seluruh Isotop
Besi memiliki 8
isotop (kembaran) yaitu 52Fe,54Fe,55Fe,56Fe,57Fe,58Fe,59Fe,60Fe. Jika seluruh
massanya dijumlahkan maka 52+54+55+56+57+58+59+60 = 451. Kata “besi” ada pada
surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalam surat al-Hadid dari ayat 1 sampai
dengan 25 adalah 451.
Fakta ke-5
Jumlah
Kata dalam surat al-hadid Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57 adalah
nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.
Demikian
fakta Fe (besi) yang di jelaskan dalam surah Al-Hadid, dah hubungan nya secara
nyata terhadap surah tersebut. Selain Fe, terdapat kandungan kandungan tentang
ilmu kimia (meliputi unsur-unsur dan fenomena lainya) yang di jelaskan secara
tidak langsung di dalam Al qur’an melalui fenomena alam dan perlu
pengkajian lebih lanjut. Manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan kesempurnaan akal
pikirannya, di dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang
tersirat lewat fenomena dan keteraturan alam. Dengan mengetahui dan merenungi
berbagai keteraturan dan fenomena alam yang ada akan menimbulkan keimanan,
ketakwaan, dan kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa betapa kecilnya
makhluk manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam semesta serta
segala isinya.
Islam
adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal pengkajian
berbagai fenomena alam. Dimana sebagian besar fakta dan penjelasan (salah satu
nya yaitu ilmu kimia) telah terkandung dengan jelas di dalam Al Qur’an. Nabi
Muhammad SAW (Salallahu ‘Alaihi Wassalam)
mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman
tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian
fenomena alam dalam rangka pengembangan IPA dalam konteks mempertebal iman,
takwa, dan sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah bagaimana
kejayaan Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman
pertengahan hingga sekarang adalah merupakan kesinambungan dan perubahan.
B.
Hubungan
Kimia dengan Al Qur’an
Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang telah menunjukkan fakta-fakta ilmiah
yang sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Harun Yahya adalah seorang yang masyhur
mengungkap rahasia Al-Qur’an tentang astronomi, embriologi, geologi, fisika,
biologi dan lain-lain. Masih banyak hal menarik tentang kimia yang belum
disentuh Harun Yahya dalam sekian banyak tulisannya, khususnya tentang
angka-angka. Yang mashur tentang kimia dalam Al-Qur’an adalah mengenai firman
Allah dalam surat Al-Hadid, surat ke-57 yang berada di pertengahan Al-Qur’an.
Fakta ke-1 Allah
berfirman: “…dan Kami ciptakan besi…”(Al-Qur’an, 57:25). Allah SWT menggunakan
kata “an zalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Departemen Agama
menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT tidak
menggunakan kata “Khalaqna” yang berati “kami telah ciptakan”. Penemuan
astronomi modern telah mengungkapkan bahwa logam besi yang ditemukan di bumi
kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Sistem
tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi
secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang
yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta
derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah
bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak
melalui peristiwa yang disebut supernova. Akibat dari ledakan ini,
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan dan bergerak melalui ruang hampa
hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Hal ini yang dahulu
pernah sempat dikatakan oleh Neil Amstrong.
Semua
ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman
melalui meteor-meteor dan di turunkan ke bumi, persis seperti dinyatakan dalam
ayat tersebut.
Besi : 26Fe
Istilah
besi disebut juga sebagai iron
(Inggris), hadid (Arab), fer
(Perancis), hierro (Spanyol), dan
lain-lain. Supaya tidak membingungkan, maka disepakati bahwa dunia sains
menamakan besi dengan ferrum (lambung:Fe) dari Bahasa Latin.
Memang nampak sedikit aneh jika Allah SWT
dalam memberi nama salah satu surat di Al-Qur’an dengan memakai salah satu nama
atom atau logam dalam sistem periodik unsur. Ternyata ada beberapa hal menarik
yang akan sedikit kita bahas. Ada 2 hal yang perlu diketahui sebelum membahas
lebih jauh yaitu tentang lambang atom dan isotop.
Lambang
atom
Atom
disusun oleh 3 partikel, yaitu proton (+), neutron (0), dan elektorn (-)
Isotop
Apa
itu isotop? Isotop adalah atom-atom yang sama nomor atomnya(sejenis) tetapi
beda nomor massanya.
Umpamakan
saja isotop itu dengan “keturunan/kembaran”. Satu jenis atom yang sama (helium
misalnya) ternyata memiliki berat yang berbeda-beda. Ini karena kandungan
neutronnya yang beda. Ynag satu memiliki satu neutron dan yang satu lagi dua
neutron. Sifat-sifat semua isotop helium itu identik (mirip). Namun perbedaan
jumlah berbeda neutron menyebabkan sifat kestabilannnya berbeda karena berat
tubuhnya yang berbeda. Isotop-isotop suatu atom ada yang stabil dan ada yang
tidak stabil. Atom yang stabil,tidak memiliki potensi untuk mengalami proses
reaksi nuklir (pembelahan inti). Kapan sebuah atom membelah intinya? Kita bisa
melihat dari data waktu paruhnya (waktunya yang dibutuhkan untuk membelah jadi
dua).
Fakta ke-2. Besi
memiliki 8 isotop. Al-Hadid adalah Surat ke-57 dalam Al-Qur’an. Fe-57 adalah
salah satu dari 4 isotop besi yang stabil.
Fakta ke-3. Energi
ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk
ion Fe2+ (Ferro)
dan Fe3+ (Ferri).
Tubuh kita hanya mengkonsumsi Ferro dari makanan untuk membentuk hemoglobin
dalam darah. Besi jenis Ferro inilah yang banyak terkandung dalam makanan
seperti daging dan bayam, termasuk obat-obatan suplemen penamabah zat besi
seperti Sangobion, Sulfaferosusu, dan lain sebagainya. Kata ahli gizi,
sebaiknya sayur bayam jangan dibiarkan lebih dari semalam, tidak bagus untuk
dimakan. Tetapi ternyata dalam beberapa jam Ferro akan segera berubah menjadi
Ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, tubuh kita tidak mau mengambilnya
karena sifatnya sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah berkarat, berubahlah
sifatnya. Perubahan Fe2+ dan Fe3+ ini
menghasilkanenergi ionisasi sebesar 2957 kJ mol -1.
29 adalah jumlah seluruh ayat pada surat Al-Hadid. 57 Adalah nomor suratnya.
Allahuakbar!
Fakta ke-4. Besi
memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu 52Fe, 54Fe, 55Fe, 56Fe
,57Fe,Fe58, 59Fe, 60Fe.
Jika seluruh massanya dijumlahkan maka 52 + 54 + 55 + 56 + 57 + 58 + 59 + 60 =
451. Kata “besi” ada pada surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalm surat
Al-Hadid dari ayat 1 sampai dengan 25 adalah 451!
Fakta ke-5. Jumlah
seluruh kata dalam surat Al-Hadid adalah 574. 57 adalah nomor surat Al-Hadid
dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.
C.
Revolusi
Kimia dalam Peradaban Islam
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para
kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan
sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para
kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir
Ibnu Hayyan sebagai ‘Bapak Kimia Modern’.”Para kimiawan Muslim adalah pendiri
ilmu kimia,” cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa tedeng
aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith,
juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang
meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan
oleh peradaban Islam. “Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita
ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar,” ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi
yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu
teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan
telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah
industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia,
Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk
dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia
mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta
tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan
potasium–senyawa penting dalam kehidupan manusia modern–merupakan penemuan para
kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di
abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan
distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya
mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti
industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman,
perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi
para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu
Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi
sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M),
misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja
keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen.
Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan
Muslim berjuluk ‘Bapak Kimia Modern’ itu juga tercatat sebagai penemu sederet
proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan
sublimasi.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan ‘Geber’ itu pun
tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal.
Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan,
pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan
pemurnian.Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal
dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam
nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran
Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting
lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi
Ilmuwan
Muslim lainnya yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi
(lahir 866 M). Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat
klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam
menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta
oksida timah merupakan hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan
mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20
peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan
eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. “Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor
yang menciptakan laboratorium modern,” ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan,
peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih tetap dipakai
hingga sekarang. “Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia sungguh
luar biasa penting,” cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy.
Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
Sosok
kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007
M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia
bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara
pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang
membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa –yang delapan abad berikutnya
dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah
peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang
kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia
menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga
menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan
Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
D.
Kisah
Unik dalam Penelitian
1.
Menelusuri
Angka 19 dalam Sistem Periodik Unsur-Unsur Kimia
Dalam S. Al Muddatstsir, ayat 30 = jumlah jenis bilangan
bulat tersebut dalam Al Quran:
– ‘ALYHA TS’AT ‘ASYR, dibaca: ‘Alayha- tis’ata ‘asyar, artinya: di atasnya 19. Angka 19 ini tidak menunjuk kepada jumlah substansi tertentu, tidak seperti dengan bilangan bulat yang lain yang menunjuk jumlah substansi tertentu misalnya angka 12 menunjuk pada jumlah bulan (syahrun, month).
– ‘ALYHA TS’AT ‘ASYR, dibaca: ‘Alayha- tis’ata ‘asyar, artinya: di atasnya 19. Angka 19 ini tidak menunjuk kepada jumlah substansi tertentu, tidak seperti dengan bilangan bulat yang lain yang menunjuk jumlah substansi tertentu misalnya angka 12 menunjuk pada jumlah bulan (syahrun, month).
Jadi
angka 19 itu terbuka untuk dapat menunjuk jumlah substansi apa saja dalam ayat
Qawliyah (Al Quran), misalnya jumlah kata dan huruf, yaitu 19 buah kata dan 76
= 4 x 19 huruf dalam paket ayat S. Al ‘Alaq, yaitu paket yang mula-mula
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jumlah 19 ayat dalam S. Al ‘Alaq, S. Al
‘Alaq terletak pada urutan ke-19 dari belakang dalam Al Quran, jumlah Surah =
114 = 6 X 19, jumlah huruf 19 dalam Bismi Lla-hi rRahma-ni rRahiym (Basmalah),
jumlah Basmalah 114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada
Surah 27 ada 2 Basmalah. Jika Surah 9 dengan Surah 27 tersebut disusun menjadi
deret hitung, akan diperoleh: 9 + 10 + 11 + …… + 27 = 342 = 18 X 19,
dst.dst-nya. Dalam Seri 519 telah ditunjukkan, bahwa jumlah bilangan bulat
dalam Al Quran jika dijumlahkan, akan diperoleh = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8
+ 9 + 10 + 11 + 12 + 19 + 20 + 30 + 40 + 50 + 60 + 70 + 80 + 99 + 100 + 200 +
300 + 1000 + 2000 + 3000 + 5000 + 50,000 + 100,000 = 1621146 = 8534 x 19.
Demikian
pula angka 19 itu terbuka untuk dapat menunjuk jumlah substansi apa saja dalam
ayat Kawniyah (alam syahadah). Maka dalam Seri 542 ini akan ditelusuri angka 19
itu dalam sistem periodik unsur-unsur kimia. Orang-orang yang berkecimpung
dalam disiplin ilmu kimia / fisika, tidaklah dianak-tirikan oleh Al Quran.
Demikianlah di bawah ini penelusuran itu.
Dalam
alam didapatkan 81 unsur kimia yang stabil. Ada dua unsur yang terdapat di alam
yang tidak stabil yaitu Thorium dan Uranium. Keduanya mempunyai nomor atom 90
dan 92 dalam sistem periodik. Allah sebagai ArRabb (Maha Pengatur)
mengendalikan alam semesta dengan TaqdiruLlah yang hingga kini baru dikenal
oleh manusia sebagai: medan gravitasi, medan elektromagnet, gaya kuat dan gaya
lemah. Medan gravitasi utamanya mengontrol makrokosmos, mengendalikan
bintang-bintang. Ketiga jenis yang lain mengontrol mikrokosmos. Medan
elektromagnet mengontrol pasangan proton (bermuatan +) dengan elektron
(bermuatan -). Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan
sama, “direkat” oleh gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom
Thorium dan Uranium tidak stabil menjadi “lapuk” terbelah dengan mengeluarkan
sinar yang mendapat predikat sinar radioaktif, sehingga Thorium dan Uranium
disebut pula zat radioaktif. Karena terbelah itu keduanya memperanakkan zat-zat
radioaktif pula, yaitu mempunyai dalam sistem periodik nomor-nomor atom 84, 85,
86, 87, 88, 89 dan 91. Hingga hari ini sudah dikenal 106 unsur dalam sistem
periodik. Patut dicatat, bahwa dua di antaranya yaitu Technetium yang menempati
nomor atom 43 dan Promethiu yang menempati nomor atom 61 dalam sistem periodik,
keduanya adalah unsur “siluman”. Keduanya jika tersusun, akan hilang dalam
sekejap, sehingga sesungguhnya bukan 106 unsur yang aktual, melainkan hanya 104
unsur dalam sistem periodik. Maka di antara 106 unsur kimia dalam sistem
periodik ada 81 unsur stabil, 2 unsur siluman dan nomor atom 84 ke atas unsur
tidak stabil / radioaktif, yang intinya terbelah.
Dalam penelusuran
angka 19 di dalam sistem periodik yang dihubungkan dengan Al Quran, diperoleh
hasil sebagai berikut:
2. Unsur
kimia dalam sistem perodik intinya TERBELAH mulai nomor atom 84.
Kita lihat dalam Al Quran Surah 84, yaitu Surah AL ANSYQAQ, dibaca al insyiqa-q, artinya: TERBELAH.
Kita lihat dalam Al Quran Surah 84, yaitu Surah AL ANSYQAQ, dibaca al insyiqa-q, artinya: TERBELAH.
3. Unsur
siluman Technetium dengan nomor atom 43 dan Promethiu dengan nomor atom 61.
- Apabila disusun deret 43 + 44 + 45 + 46 + ……+ 61 = 986 = 52 x 19.
- Apabila kita jumlahkan nomor atom dari unsur stabil dalam sistem periodik, kemudian dikuarangi dengan jumlah nomor atom dari kedua unsur siluman itu, akan kita peroleh: (1+2+3+……+83) – (43 + 61) = 3382 = 178 x 19.
- Apabila disusun deret 43 + 44 + 45 + 46 + ……+ 61 = 986 = 52 x 19.
- Apabila kita jumlahkan nomor atom dari unsur stabil dalam sistem periodik, kemudian dikuarangi dengan jumlah nomor atom dari kedua unsur siluman itu, akan kita peroleh: (1+2+3+……+83) – (43 + 61) = 3382 = 178 x 19.
4. Kita
lihat dalam Al Quran Surah 43 dan Surah 61. Surah 43 terdiri atas 89 ayat dan
Surah 61 terdiri atas 14 ayat. Di atas telah disebutkan bahwa jumlah Basmalah
114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada Surah 27 ada 2
Basmalah. Itu mengisyaratkan bahwa Basmalah adalah bagian dari Surah-Surah,
kecuali Surah 9 (karena memang tidak dimulai dengan Basmalah). Maka lihatlah
hasilnya, jika nomor Surat dijumlahkan dengan jumlah ayat dijumlahkan dengan
Basmalah:
43 + 89 +1 =133 = 7 x 19
61 + 14 +1 = 76 = 4 x 19
43 + 89 +1 =133 = 7 x 19
61 + 14 +1 = 76 = 4 x 19
5. Yang
terkahir, angka 43 dan 61 adalah sejenis dengan angka 19, yaitu ketiga-tiganya
merupakan bilangan prima. WaLlahu a’lamu bishshawab.
2.
Al
Qur’an Menjelaskan tentang Fe
QS 11:1 Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya
disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari
sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
QS 11:14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu
(ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan
ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu
berserah diri (kepada Allah)?
Pernyataan pada ayat di atas sangatlah menarik.
Disampaikan bahwa ayat-ayatnyadisusun dengan rapi serta dijelaskan terperinci
yang disusun dari Allah yang maha bijaksana dan maha tahu. Seterperinci
apakah?, sedalam apakah?. Kita manusia dengan segala peradabannya, belum tentu
mampu menyingkap semua keterperinciannya, bahkan mungkin sampai hari
penghacuran tiba. Yang menarik Surat Besi pada Al Qur’an ini memiliki
kesesuaian antara kenyataan tentang besi dan susunan ayat, penempatan, dan
lain-lainnya pada surat besi. Ayat yang tersaji seolah memerincikan tentang
Besi. “Miracle” ini kemudian dipahami setelah ilmu pengetahuan memahami
tentang unsur Besi ini. Kadang, terpikir oleh saya, apakah para ilmuwan Islam
(jika memang punya kemampuan dan semangat meneliti) memiliki juga kemampuan
untuk memahami ayat lebih dari sekedar menghubung-hubungkan, tapi memang
menemukan sesuatu yang baru dan kemudian menerapkannya ?.
Berikut ini saya kutipkan tulisan buku karya Arifin Muftie MATEMATIKA
ALAM SEMESTA Bab 9 yang bukunya diterbitkan oleh PT Kiblat Buku Utama Bandung,
2004. Perihal unsur logam besi ini juga, kalau saya tak salah merupakan kutipan
(tapi saya lupa sumbernya aslinya). Berikut ini, bagian yang penting mengulas
tentang unsur ini :
Surat Besi (Hadid) turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum ber¬akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
Surat Besi (Hadid) turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum ber¬akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57:
25).
Karakter pertama
yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa
ansalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik
seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turun¬kan
bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan,
kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik,
bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring
dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti
Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi
diturunkan dari langit”.
Sains memberikan
informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan
oleh bumi sendiri.
Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga
berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin
menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut
karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal
sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini,
yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau
al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari a! (31) dan hadid (26). Tabel
al-jumal bisa dilihat pada Tabe15.4.
Alif = 1, Lam = 30, Ha’ = 8, Dal=
4, Ya’ = 10, Dal = 41 + 30 + 8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57.
Fakta Pertama
Fakta
menunjukkan bahwa besi atau al-hadid mempunyai nilai (al-juntal) 57, sama
dengan nomor suratnya, atau (19 x 3). Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3.
Besi, menurut
Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah,
7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol
Fe, atau ferrum, yang berarti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon).
Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus
Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars. Ilmu kimia
modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4
isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58
(lihat Tabel 9.1).
ISOTOP BESI
Isotop Waktu Paruh Isotop Waktu
Paruh
Fe-.52 8.3 jam FP-57 Stabil
Fe-54 Stabil Fe-58 Stabil
Fe-55 2.7 tahun Fe-59 54.5 hari
Fe-56 Stabil Fe-60 1.500.000 tahun
Fe-.52 8.3 jam FP-57 Stabil
Fe-54 Stabil Fe-58 Stabil
Fe-55 2.7 tahun Fe-59 54.5 hari
Fe-56 Stabil Fe-60 1.500.000 tahun
Besi
mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel
periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31
neutron. Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30
neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai
“ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan),
energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4
tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang
tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.
Fakta Kedua
Begitu kita
mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
Ø Salah
satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor
Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
Ø Besi
mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
Ø Fe-57
mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al¬jumal dari kata “al”.
Ø
Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan
ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol. Surat al
Hadid mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
Ø
Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di
Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya
adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat
ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah
satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang
mempunyai 4 tingkatan energi”.
Ø
Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah
bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe¬56, Fe-57,
Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
Ø
Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54,
Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882
Ø Demikian
juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
Ø
Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan
nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19.
5+7+2+5=19.
Ø Bukan
pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an,
sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
Ø Dari
sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib ka¬rena angka-angka tersebut
merupakan:
57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda.
Surat Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya
adalah besi diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal
terbentuknya bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan
yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan
energi yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa.
Sedangkan nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini
juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain
itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31)
yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjuk¬kan
dengan jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan
19.
Subhanallah, alangkah rapinya, Allah menyusun penjelasan melalui
wahyuNya. Tidak ada manusia yang menyusun suatu uraian pada suatu objek dengan
rangkaian yang menjelaskan setiap huruf dan posisinya justru pada objek itu sendiri.
Memang benarlah, tantangan Allah kepada musia dan jin, tak akan mampu membuat
satu surat pun, meskipun saling tolong menolong. Penyusunannya menggunakan ilmu
Allah yang tak terpesepsikan luasnya oleh ciptaanNya.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Sesunggunya hubungan al quran dengan sains
memang tidak boleh dipisahkan lagi.Bukan kerana Al Quran itu ialah buku
sains,tetapi Al Quran ialah mukjizat Allah s.w.t yang dikurniakan kepada Nabi
Muhammad s.a.w untuk kegunaan manusia sejagat.Malah Al Quran juga mempunyai
kaitan yang rapat dengan salah satu cabang dari ilmu sains iaitu kimia.Hubungan
Al Quran dengan kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al Quran
iaitu pada surah Al Hadid (Besi) .Malah maksud surah tersebut sudah jelas
bermaksud besi.Surah al Hadid ialah surah yang ke 57 yang berada di pertengahan
Al Quran.
b.
Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa
puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia
Unsur Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam
tabel periodik dan terokimia.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment