PERKEMBANGAN BAHASA DAN KEMANDIRIAN REMAJ



PERKEMBANGAN BAHASA DAN KEMANDIRIAN REMAJA

A.    Perkembangan Bahasa Remaja
1.      Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain (Sunarto dan B Agung Hartono, 2008: 136). Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain (Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2010: 2.30). Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/ kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan.
Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat (Sunarto dan B Agung Hartono, 2008:137). Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
2.      Ciri Bahasa Remaja
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan diganti degan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa remaja ini dibuat begitu singkat tetapi sangat komunikatif.


3.      Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Bahasa Remaja
Remaja memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap formal operasional. Piaget menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan kapasitas abstraksinya.
Remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Bahasa remaja atau yang dikenal bahasa gaul, berkembang melalui tayangan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Media-media tersebut menyebarkan berbagai program remaja yang kecendrungannya menggunakan bahasa remaja sebagai pengantarnya.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua, Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman  Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.


B.     KEMANDIRIAN PADA REMAJA
Kemandirian adalah sesuatu yang melekat pada diri kita dalam kehidupan yang digunakan untuk kita fungsikan sebagai suatu program untuk mencapai kebutuhan kita sendiri yang berguna untuk masa depan, misalnya pada saat kita menginginkan sesuatu yang ingin kita miliki atau dapat dikuasai tanpa adanya bantuan dari orang lain dengan cara kita menyikapi hal-hal yang sudah lewat untuk menjadikan kitalebih mandiri.
 Kemandirian itu sangat diperlukan oleh seorang remaja untuk menghadapi masa depan yng lebih baik dan bisa merubah sikap seseorang untuk menjasi kebih dewasa dan mandiri, maka diperluknlah kemandirian itu bagi seorang remaja.
Kemadirian sangat berguna bagi seorang remaja yang menginginkan kita bisa untuk mengatasi suatu persoalan. Kemandirian berawal dari kemauan diri kita sendiri dan dukungan dari orang-orang yang ada disekitar kita dengan cara memotifasi atau bahkan tuntunan dari orang lain itu merupakan sesuatu kemandirian itu bisa muncul dan berkembang sesuai karateristik seorang remaja tersebut.
Kemandirian itu sangat dibutuhkan oleh remaja, di mana saja dan kapan saja dimana remaja itu ada atau tinggal, dalam kehidupansehari-hari itu remaja harus menyelesaikan kebutuhannya sehari-hari sendiri tanpa bantuan orang lain, misalnya mencuci pakaiannya sendiri, mengerjakn tugas-tugas, membantu orang tua dll.
Kemandirian diterapkan pada seseorang remaja dalam kehidupan sehari-harinya untuk bisa berguna menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan seorang remaja, karena apabila kita mandiri pasti semua orang berpandagan psitif terhadap bagi remaja dan menjadikan kita selau berpikir optimis untuk menyeesaikan persoalan-persoaalan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandirian itu tumbuh karena dimulai dari motifasi diri sendiri yang ingin selalu maju dan bisa menyelesaikan suatu permasalahan dan katakan pada diri kita bahwa "Diri kita bisa" dan pantang menyerah saat menemukan persoalan dan menggali potensi diri dan menjadikannya sebuah prestasi sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan kita bisa mandiri jika kita bisa percayadiri.
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu sebagai berikut:
1.      Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memilki kemandirian juga.  Namun ada juga pendapat yang mengatakan sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu yang menurun pada kepada anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul bersamaan dengan cara orang tua mendidiknya.
2.      Pola asuh orang tua. Orang tua yang terlalu banyak melarang dan mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan mendorong kelancaran perkembangan motorik sang anak. Demikian juga, dengan orang tua yang sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang ainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian anak.
3.      Sistem pendidikan disekolah. Proses pendidikan disekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrnasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Demikian juga, proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnay pemberian sanksi atau hukuman juga dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, pdan penciptaan kompetisi yang positif akan memperlancar perkembangan kemandirian remaja.
4.      Sistem kehidupan masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspektasi potensi remaja dalam bentuk kegiatan dan tidak berlaku hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto. Hartono Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Rineka Cipta
Sumantri, Mulyani, Nana syaodih. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2005. Psikolog Remaja Perkembangan Peserta. Didik. Jakarta Grafika Offset

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS