“…Are you a moslem?”



“…Are you a moslem?”
“Are…You…A Moslem?
“…Are you a moslem?!...”
“Yes…Yes, I’m a moslem”

Gelap, Dunia Pekat. Dunia mulai menyibak selambu malam hingga hawa dingin perlahan merasuk dalam tulang. Ketika itu hingar bingar dijalanan suara pemuda yang bersorak sorai berpesta pora. Angin berhembus kencang, bagaikan mata pisau yang mengiris kulit dan membuat badan menggigil seperti mati rasa. Namun orang itu tetap gembira menikmati suasana.
Kemana hati mereka?...hati yang seharusnya mengingat sang maha pencipta. Usia muda yang seharusnya berpikir untuk mempersiapkan masa depan. Masa dimana mereka akan mempertanggung segala perbuatan mereka. Tapi, pemuda yang saat ini sudah mulai angkat dagu karena merasa bangga bisa taklukkan hati wanita. Namun bagaimana jika dibandingkan Muhammad Al Fatih yang sudah mampu taklukkan konstatinopel.
Saat para pemuda habiskan waktunya untuk bersenang-senang, menonton film, nngkrong berjam-jam, Muhammad Al Fatih memilih untuk tingkatkan kemampuan fisik dan mengisi otaknya. Ia kuasai teknik bela diri, memanah, berkuda, berenang, strategi berperang, Ilmu fiqh, hadits, astronomi, dan matematika. Ia juga menguasai banyak bahasa; Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani.
Waktu malam memang nampak indah. Namun, malam itu kian dingin dan menggigilkan tubuh, karena udara lembab dan rintik-rintik hujan, yang membuat malam menjadi semakin mencekam dalam kesunyian.

“Ilahi,
Anta maqqsudi.
wa ridhaka mathlubi.
Atini mahabbataka
Wa ma’rifatak”

                   Tuhanku,
Engkaulah tujuanku.
RidhaMu yang aku cari.
Limpahkanlah cintaMu
Dan ma’rifatMu.

Dan cahaya bintang berkelap kelip dilangit negeri seribu pulau, cahaya rembulan membasahi kubah mesjid. Semburatkan pemandangan yang syahdu.
“segal puji bagi Allah”
“Maha besar Allah yang member petunjuk kepada siapa yang diberi petunjuk, dan menyesatkan pada siapa yang disesatkan-Nya”

Tak ada permata yang lebih indah melebihi hidayah yang Maha Kuasa.
Memandang langit, menatap bulan dan kelap kelip bintang. Suara orang yang melantunkan ayat-ayat Al Quran terdengar, menyayat, menyentuh, tanpa terasa air mata membasahi pipi.

Ketika kita, para pemuda lupa dan meninggalkan Tuahan, “nanti saja kalau sudah tua” fikirnya.
Saat para pemuda habiskan air matanya untuk kekasih hati yang tidak jelas, bagaimana dengan Muhammad Al Fatih yang memilih habiskan air matanya untuk memohon ampunan dan panjatkan harapan serta doa. Sejak baligh, tak pernah satu malam pun ia lewatkan shalat tahajud. Ialah pedang malam yang selalu diasah dengan tulus ikhlas.

Tidakkah kita, mereka, dan semua orang berpikir untuk apa umur kita habiskan, untuk apa masa muda kita pergunakan. Jika setiap detik, menit, jam, bahkan hari kita pergunakan hanya untuk bersenang senang dan melupakan segalanya. Seakan dunia ini ialah surga yang tak bisa dilewatkan.

“Kaki anak Adam tidaklah bergeser pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya darimana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya” (H.R. Tirmidzi)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berprestasi Di Usia Muda



Berprestasi Di Usia Muda

Teriring puji san syukur terpuncak kepada sang penguasa am semesta, Allah Rabbul ‘alamin. Di tanganNya, hidayah dan kesesatan ditentukan. Pertolongan, perlindungan dan ampunan hanya kita harapkan dariNya, tidak dari yang lain.
Aku bersaksi sepenuh keyakinan di hati bahwa, tidak ada Ilah yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi sepenuh keyakinan dihati bahwam Muhammad bin Abdullah aalah hamba dan utusan Allah.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, marilah sejenak mengingat pesan penting dari Baginda tercinta, Nabi Muhammad S.A.W, dalam sabda beliau, “manfaatkanlah, masa mudamu sebelum datang usia tua. Masa sehatmu sebelum datang sakit. Masa cukupmu sebelum datang kefakiran. Masa senggangmu sebelum datang kesibukan. Masa hidupmu sebelum datang kematian”.
Mengingat wasiat diatas, pastinya masa-masa muda adalah masa-masa yang panjang dan bergarah. Gelora cita-cita seolah tiada pernah berhenti bergolak. Masing-masing memiliki asa dan harapan. Bara api semangat seakan tidak mengenal kata ‘padam’. Namun, mau dibawa kemana cita-cita kita? Tentukanlah secara tegas, gari lurus yang harus kita tempuh dan telusuri ! mesti setinggi bintang dilangi kita menggantungkan cita – cita !
Cita-cita kita harus mulia. Harapan dan permohonan kita kepada yang maha kuasa pun harus yang tertinggi. Keinginan kita tidak bersifat sementara dan pendek, tidak hanya sebatas dalam kehidupan dunia saja.
Disana, nun jauh disana, ada sebuah kampung kebahagiaan dan penuh kelezatan, kekal abadi selama-lamanya. Didalamnya terdapat kesempurnaan nikmat, yang tidak pernah disaksikan oleh mata, tidak pernah didengar ileh telinga, bahkn tidak sekalipun terbetik di dalam hati kita. Sebab, di kampung tersebut ada berlipat ganda kenikmatan, melebihi kenikmatan yang pernah kita rasakan atau yang pernah kita angan-angankan selama hidup di dunia ini.
Di dalam surge, kampong abadi itu. Penghuninya selalu muda, tidak akan menginjak usia tua selamanya. Penghuninya selalu sehat, tidak akan pernah merasakan sakit selamanya. Penghuninya selalu penuh kecukupan, tidak ada yang kurang selamanya. Penghuninya selalu penuh kesenangan, tidak ada kesibukkan yang melelahkan. Penghuninya dalam kehidupan abadi, karena kematian akan ‘Mati’.
Tentu selalu saja ada jalan menuju kesana. Marilah mempersiapkan diri menyambut datangnya masa kebahagiaan sejak usia muda. Marilah memilih dan menempatkan diri kita pada salah satu golongan yang akan memperoleh naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya.
Golongan-golongan tersebut adalah, seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh berkembang di dalam ibadah kepada Allah, seorang hamba yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang hamba yang saling mencintai kna Allah serta berpisah dan bertemu karenaNya, seorang hamba yang digoda oleh wanita cantik dan terpandang lalu ia bersikap; ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah’, seorang hamba yang besedekah dengan ikhlas sampai tangan tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya, seorang hamba yang mencari tempat sunyi untuk mengingay Allah, lalu kedua matanya mencucurkan air mata.
Sejarah telah terbentang dihadapan kita. Dalam setiap langkah perjuangan dakwah, kaum mudalah yang menempati barisan terdepan. Mereka adalah anak-anak muda yang siap berkorban dalam menghadapi segala tantangan dengan langkah yang gagah.
Al-Imam ahli tafsir terkemuka, Ibnu katsir namanya, berkata, “Allah menyebutkan bahwa mereka adalah fityahi yaitu kaum muda. Ssebab, kaum muda lebih muda untuk menerima al-haq dan lebih cepat menerima hidayah dibandingkan kaum tua (kaum yang telah lama hidup dan ternoda kebatilan). Oleh sebab itu, yang terbanyak menyambut seruan Allah dan RasulNya adalah kaum muda. Adapun golongan tua dari suku Quraisy, mereka tetap berjalan diatas agama nenek moyangnya dan tidak ada yang masuk Islam dari golongan tua kecuali dalam jumlah yang sedikit”.
Marilah menempa diri dan jiwa kita menjadi anak muda semisal nabi Ibrahim a.s. anak muda yang begitu berani dan tgar menyuarakan tauhid dan menentang kesyiriksn kaumnya. Tidak ada yang ditakuti, tidak ada pula yang membuatnya gentar. Bahkan saat akan dilemparkan kedalam nyala api membara, ia tetap mengucapkan, “Hasbiyallaahu wa Ni’mal Wakil”.
Ibrahim, seorang pemuda yang memiliki ketenangan di dalam pencarian Al-Haq. Begitu tenang saat menghadapi sang raja di dalam kesempatan adu argumentasi, demi mempertahankan akidah dan keyakinan yang haq. Ibrahim, seorang pemuda yang memiliki kesabaran tinggi. Dilandaskan hikmah dan cinta kasih, ia mengajak ayahanda untuk berserah diri kepada Allah. Dengan cara yang dipenuhi kelembutan dan kasih sayang.
Atau, telah siapkah kita menjadi seorang pemuda seperti Ismail, putra terkasih Nabi Ibrahim. Seorang pemuda yang tumbuh subur dan kuat di dalam raganya untuk menjadi hamba yang taat dan tunduk kepada perintah Allah. Apapun beratnya. Ismail, seorang pemuda yang dengan lantang dan tegar mengambil sikap atas permintaan ayahnya, “wahai anakku, aku telah bermimpi; aku menyembelihmu. Bagaimanakah pendapatmu?”. Sebab, mimpi seorang Nabi pasti benar dan wahyu. Anak muda yang bernama Ismail itu menjawab di atas keyakinan, “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan menemukanku sebagai bagian dari kaum yang bersabar”. Subhanallah!!!
Atau, mampukah kit berpendirian dengan sabar dalam menghadapi godaan syahwat seperti Nabi Yusuf. Seorang anak muda yang menjadi teladan kaum muda setelahnya. Berpisah dengan orang tua dan kerabat. Diperjualbelikan sebagai seorang budak sahaya. Digoda dan dirayu untuk tunduk kepada seorang wanita cantik lagi berkedudukan. Semua telah dipersiapkan serapi dan serahasia mungkin, namun Yusuf berpaling dan menolaknya.
Atau, tidakkah terbesit di dalam semangat kita untuk menjadi seorang pemuda semacam Abdullah bin Abbas. Seorang pemuda yang giat dan tekun dalam ilmu Agama. Ia meninggalkan lingkungan kehidupan muda dan menggantinya dengan berpindah dari satu rumah san\habat Nabi ke rumah sahabat Nabi lainnya untuk mengumpulkan hadits-hadits Nabi. Bahkan pernah suatu waktu beliau tertidur didepan pintu rumah seorang sahabat, hanya untuk bersabar menanti sang sahabat keluar dan memperoleh sebuah riwayat hadits.
Seharusnya kata-kata Ibnu Abbas menggoncangkan dada kita, “Aku lah yang seharusnya datang menemui anda”, saat sahabat tersebut mengatakan, “kenapa anda, wahai anak paman Rasulullah, tidak menyuruh seseorang datang kepadaku? Aku lah yang  akan menemui engkau!”.
Atau, engkau wahai sahabat muda, hendak mencontoh Zaid bin Tsabit. Seorang anak muda yang ditunjuk oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq untuk mengumpulkan dan menghimpun ayat-ayat Al-Quran menjadi satu. Sebuah tugas berat yang berakhir dengan keberhasilan. Tugas yang dilaksanakan dengan baik oleh Zaid bin Tsabit, padahal saat ia menerimanya, Zaid mengatakan, “Demi Allah, seandainya aku ditugaskan untuk memindahkan gunung besar bagiku masih lebih ringan daripada mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran menjadi satu”.
Atau, kita bisa seperti Usamah bin Zaid. Seorang pemuda yang belum genap berusia 20 tahun dan telah dipercaya oleh Rasulallah untuk menjadi seorang panglima perang. Padahal ditengah-tengah pasukan tersebut terdiri dari kalangan sahabat yang turut dalam perang Badar. Sahabat-sahabat tua dan senior.
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami dan sahabat-sahabat kami, kaum muda di masa ini untuk menjadi kaum muda yang cinta beragama; cinta kepada Allah dan Rasulallah. Berikanlah kami kesempatan untuk menjadi bagian terdepan dalam barisan pembela AgamaMu dan NabiMu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

NADZOM SAFINATUNNAJA

NADZOM SAFINATUNNAJA

Muqodimah

Segala puji bagi Allah yang Esa                 #         Penguasa adanya alam semesta
Kita menyembah hanya kepada Allah        #         Juga minta pertolongan pada Allah
Sholawat salam atas nabi Muhammad       #         Nabi terakhir sampai akhir kiamat
Keluarga dan juga para sahabat                 #         Semuanya adalah orang yang to’at
Tidak ada daya bagi manusia                      #         Kekuatan pun juga tidak dipunya
Kecuali dengan pertolongan Allah            #         Yang kuasa pada segala perkara
Kitab ini pun disusun dengan rapi             #         Oleh seorang hamba kasih Ilahi
Yang bernama Syeh Nawawi Albantani   #         Yang terkenalnya sampai di akhir nanti
Nadzom Safinatunnajati namanya            #         Yang slalu dibaca oleh siapa saja
Kami berharap kepada Allah Esa               #         Agar manfaat pada yang membacanya

Pembatalan Puasa

Ini perkara yang batalkan puasa                 #         Yang diantaranya Murtad, Haid dan Nifas
Atau yang melahirkan dan orang gila        #         Walaupun gilanya hanya sementara
Dan ayan dan juga mabuk yang sengaja    #         kalau dilakukannya sepanjang hari
Itulah nadzom pembatalan puasa               #         Smoga bermanfaat bagi yang membaca

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TASRIF sulasi mujarod

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KIMIA DALAM AL-QURAN

KIMIA DALAM AL-QURAN
A.    Pengertian Kimia Secara Al Qur’an
Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang muncul sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: كيمياء, atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atomhingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifatdan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom danikatan kimia.
Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya, di antaranya yaitu ayat-ayat yang berhubungan dengan  kejadian manusia, kejadian alam yang lain :
Proses penciptaan manusia dan tindak balas yang  berlaku dari bahan yang terlibat semasa penciptaanya
“Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
[Al-Hijr:26]
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”[Faathir:11]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.”[Ar-Ruum:20]

Penciptaan alam semesta serta reaksi yang terlibat
“Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.”[Al-Fushshilat:11]
“Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”[Al-Fushshilat:12]
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”[Al-Anbiyaa’:30]
Dorongan untuk umat Islam melakukan eksperimen mengkaji fenomena yang berlaku
“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, Maka Mengapa kamu masih berpaling?”[A-An’am:95]
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka Katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?”     [Yunus:31]
Unsur-unsur atau elemen yang terdapat pada sesuatu kejadian
           
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
[Al-Baqarah:74]
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
[Al-A’raaf:58]
Unsur kimia di dalam madu petunjuk kepada kekuasaan Allah merubah struktur, sifat dan kegunaan berbagai unsur.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”[An-Nahl:68-69]
Atas dasar tersebut, sebagian ilmuwan Muslim telah banyak berjasa dalam pengembangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), khususnya ilmu kimia. Setelah menerjemahkan dan mempelajari tulisan-tulisan tentang alkimia, baik dari Yunani maupun dari Mesir, ahli kimia Muslim menyadari bahwa alkimia yang dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Mesir pada zaman purba itu bersifat spekulatif bercampur mistik. Oleh karena itu para ahli kimia Muslim menentangnya dan mereka melakukan eksperimen yang kemudian menghasilkan zat- zat kimia baru yang dikenal antara lain sebagai: asam, basa, alkohol, dan garam. Istilah alkali untuk basa berasal dari kata Arab “al-kali” yang berarti abu tumbuhan, dan natrium hidroksida adalah basa penting yang telah dibuat oleh ilmuwan Muslim. Eksperimen yang mereka lakukan meliputi antara lain destilasi, sublimasi, kristalisasi, oksidasi, dan presipitasi. Mereka juga telah membuat beberapa senyawa dalam jumlah besar, baik untuk keperluan ilmiah maupun pengobatan. Senyawa mineral yang telah disintesis antara lain besi sulfat, merkuri sulfida, merkuri oksida, tembaga sulfat, tembaga sulfida, natrium bikarbonat, dan kalium sulfide.
Para ahli kimia Muslim juga telah mengenal cara memperoleh tembaga murni, yaitu dengan jalan mengalirkan larutan tembaga sulfat pada potongan-potongan besi. Ini adalah suatu penemuan dalam bidang elektrokimia. Demikian pula penemuan tentang berkaratnya logam biasa bila kena udara yang lembab adalah suatu penemuan yang penting pada masa itu. Selain dalam ilmu kimia, mereka juga memberikan sumbangan dalam bidang teknologi kimia. Mereka menyempurnakan pembuatan gelas dan memberikan warna-warna dengan menggunakan oksida-oksida logam. Pembuatan baja untuk pedang yang dikenal di seluruh dunia dilakukan oleh para pekerja Muslim di kota Damaskus dan di Spanyol. Demikian pula mereka telah menyempurnakan teknologi pembuatan kertas pada abad ke-9 M.
Kertas pada awalnya dibuat oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahan sutera dengan proses yang rumit. Ilmuwan Muslim membuat kertas dari kapas karena kayu sangat jarang terdapat di wilayah Timur Tengah. Mereka telah mampu mengolah kapas dengan bahan-bahan kimia melalui proses kimia dalam jumlah besar, sehingga dalam abad pertengahan telah dapat dibuat jutaan buku. Penemuan pembuatan kertas dengan cara ini telah membuka cakrawala baru dalam peradaban manusia. Teknologi pembuatan kertas ini kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh para ilmuwan di Eropa.
Meskipun penemuan salpeter atau kalium nitrat dilakukan oleh orang Cina, namun baru pada akhir pemerintahan Dinasti Thang, kira-kira tahun 906, mereka mengembangkannya hingga menjadi bahan peledak untuk keperluan senjata. Pada tahun 870, orang Arab telah melakukan penambangan salpeter. Para ahli kimia Muslim kemudian membuat bahan peledak dari saltpeter dengan menambahkan belerang, karbon, dan bahan kimia lainnya. Pada abad ke-10 M, mereka menemukan nitrogliserin yang juga merupakan bahan peledak. Hasil penemuan mereka ini diperkenalkan kepada dunia Barat dan pada abad ke-13 M, Roger Bacon, seorang ahli kimia Eropa, berhasil membuat dan mengembangkan pembuatan bahan peledak ini.
Penggunaan proses destilasi oleh para ahli kimia Muslim untuk memurnikan suatu zat merupakan revolusi dalam ilmu kimia. Mereka telah mampu memurnikan dan memperoleh berbagai macam zat kimia dalam keadaan murni. Dengan proses destilasi terhadap hasil fermentasi gula dan pati, mereka telah dapat membuat dan memurnikan alkohol yang dalam Bahasa Arab disebut al-quhul. Zat kimia yang diperoleh antara lain asam cuka, minyak lemon, minyak mawar, asam sulfat, dan aldehid. Dengan demikian, dalam periode Islamlah para ilmuwan Muslim telah mempelopori perkembangan ilmu kimia dan teknologi kimia. Di antara mereka yang berjasa dalam hal ini ialah Jabir Ibnu Hayyan, Al-Kindi, dan Ar-Razi.
Dengan beberapa penemuan penemuan yang telah di lakukan oleh para ilmuan muslim tersebut, dapat di ketahui bahwa pada dasar nya sebagian besar unsur dan materi kimia yang ada di bumi telah terkandung dengan jelas di dalam Al Qur’an. Salah satu contoh kandungan unsur kimia yang nyata di jelaskan dalam Al Qur’an adalah besi yang terkandung dalam surah Al-Hadid.
Al Qur’an menjelaskan tentang unsur Besi (QS. Al-Hadid, 57:52)
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57: 25).
Berdasarkan kandungan surah Al-Hadid di atas, para ilmuan muslim telah mengkaji kandungan yang terkandung di dalam nya yang menyatakan bahwa Allah telah menurunkan/menciptakan unsur besi yang dapat di manfaat kan oleh manusia. Pernyataan ini di kuatkan dengan fakta – fakta yang ada. Yaitu :
Fakta ke-1
Allah SWT berfiman:  “…Dan Kami ciptakan besi….” (QS. Al-HAdid, 57:25). Allah SWT menggunakan kata “anzalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Departemen agama menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT tidak menggunakan kata “Khalaqna” yang berarti “kami telah ciptakan”. Penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Sistem tata surya (bumi) tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Hal ini yang dahulu pernah juga sempat dikatakan oleh Neil Amstrong. Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan. Besi : 26Fe Istilah besi oleh orang inggris disebut sebagai “iron”, oleh orang arab disebut dengan “hadid” orang francis menyebutnya ”fer” dan orang spanyol “hierro”. Agar tidak membingungkan, maka telah disepakati bahwa dunia sains menamakan besi dengan “Ferrum” (Fe) dari bahasa latin.
Fakta ke-2 : Isotop Besi
Besi memiliki 8 isotop yaitu:
Al-Hadid adalah surat ke-57 dalam al-Qur’an. Fe-57 adalah salah satu dari 4 isotop besi yang stabil. Ini bukanlah kebetulan. Nomor surat ini dirancang oleh Allah yang maha mengetahui.52Fe Waktu Paruh 8.3 jam
54Fe Stabil
55Fe Waktu Paruh 2.7 tahun
56Fe Stabil
57Fe Stabil
58Fe Stabil
59Fe Waktu Paruh 54.5 hari
60Fe Waktu Paruh 1.500.000 tahun
Fakta ke-3 : Energi Ionisasi.
Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Dimana di ketahui bahwa tubuh manusia hanya mengkonsumsi Fe2+ (ferro) dari makanan. Besi jenis Ferro inilah yang bayak terkandung dalam makanan seperti daging-dagingan dan makanannya Popeye (Spinach alias bayam), termasuk obat-obatan suplemen penambah zat besi seperti sangobion, sulfaferosus, dan lain-lain. Ahli gizi,mengatakan sebaiknya sayur bayam jangan dibiarkan lebih dari semalam, karena tidak memberikan dampak yang baik untuk dikonsumsi. Hal ini di karenakan dalam beberapa jam ferro akan segera berubah menjadi ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, Dimana tubuh tidak mau mengambilnya karena sifat sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah berubah menjadi karat, berubahlah sifatnya. Perubahan Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+(ferri) ini menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29 adalah jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya.

Fakta ke-4 Penjumlahan Massa Seluruh Isotop
Besi memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu 52Fe,54Fe,55Fe,56Fe,57Fe,58Fe,59Fe,60Fe. Jika seluruh massanya dijumlahkan maka 52+54+55+56+57+58+59+60 = 451. Kata “besi” ada pada surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalam surat al-Hadid dari ayat 1 sampai dengan 25 adalah 451.
Fakta ke-5
Jumlah Kata dalam surat al-hadid Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57 adalah nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.
Demikian fakta Fe (besi) yang di jelaskan dalam surah Al-Hadid, dah hubungan nya secara nyata terhadap surah tersebut. Selain Fe, terdapat kandungan kandungan tentang ilmu kimia (meliputi unsur-unsur dan fenomena lainya) yang di jelaskan secara tidak langsung di dalam Al qur’an melalui fenomena alam  dan perlu pengkajian lebih lanjut. Manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan kesempurnaan akal pikirannya, di dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang tersirat lewat fenomena dan keteraturan alam. Dengan mengetahui dan merenungi berbagai keteraturan dan fenomena alam yang ada akan menimbulkan keimanan, ketakwaan, dan kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa betapa kecilnya makhluk manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam semesta serta segala isinya.
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal pengkajian berbagai fenomena alam. Dimana sebagian besar fakta dan penjelasan (salah satu nya yaitu ilmu kimia) telah terkandung dengan jelas di dalam Al Qur’an. Nabi Muhammad SAW (Salallahu ‘Alaihi Wassalam) mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan IPA dalam konteks mempertebal iman, takwa, dan sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah bagaimana kejayaan Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang adalah merupakan kesinambungan dan perubahan.

B.     Hubungan Kimia dengan Al Qur’an
Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang telah menunjukkan fakta-fakta ilmiah yang sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Harun Yahya adalah seorang yang masyhur mengungkap rahasia Al-Qur’an tentang astronomi, embriologi, geologi, fisika, biologi dan lain-lain. Masih banyak hal menarik tentang kimia yang belum disentuh Harun Yahya dalam sekian banyak tulisannya, khususnya tentang angka-angka. Yang mashur tentang kimia dalam Al-Qur’an adalah mengenai firman Allah dalam surat Al-Hadid, surat ke-57 yang berada di pertengahan Al-Qur’an.
            Fakta ke-1 Allah berfirman: “…dan Kami ciptakan besi…”(Al-Qur’an, 57:25). Allah SWT menggunakan kata “an zalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Departemen Agama menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT tidak menggunakan kata “Khalaqna” yang berati “kami telah ciptakan”. Penemuan astronomi modern telah mengungkapkan bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
           Sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut supernova. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan dan bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Hal ini yang dahulu pernah sempat dikatakan oleh Neil Amstrong.
            Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman melalui meteor-meteor dan di turunkan ke bumi, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
            Besi : 26Fe
            Istilah besi disebut juga sebagai iron (Inggris), hadid (Arab), fer (Perancis), hierro (Spanyol), dan lain-lain. Supaya tidak membingungkan, maka disepakati bahwa dunia sains menamakan besi dengan ferrum (lambung:Fe) dari Bahasa Latin.
            Memang nampak sedikit aneh jika Allah SWT dalam memberi nama salah satu surat di Al-Qur’an dengan memakai salah satu nama atom atau logam dalam sistem periodik unsur. Ternyata ada beberapa hal menarik yang akan sedikit kita bahas. Ada 2 hal yang perlu diketahui sebelum membahas lebih jauh yaitu tentang lambang atom dan isotop.
            Lambang atom
            Atom disusun oleh 3 partikel, yaitu proton (+), neutron (0), dan elektorn (-)
            Isotop
            Apa itu isotop? Isotop adalah atom-atom yang sama nomor atomnya(sejenis) tetapi beda nomor massanya.
            Umpamakan saja isotop itu dengan “keturunan/kembaran”. Satu jenis atom yang sama (helium misalnya) ternyata memiliki berat yang berbeda-beda. Ini karena kandungan neutronnya yang beda. Ynag satu memiliki satu neutron dan yang satu lagi dua neutron. Sifat-sifat semua isotop helium itu identik (mirip). Namun perbedaan jumlah berbeda neutron menyebabkan sifat kestabilannnya berbeda karena berat tubuhnya yang berbeda. Isotop-isotop suatu atom ada yang stabil dan ada yang tidak stabil. Atom yang stabil,tidak memiliki potensi untuk mengalami proses reaksi nuklir (pembelahan inti). Kapan sebuah atom membelah intinya? Kita bisa melihat dari data waktu paruhnya (waktunya yang dibutuhkan untuk membelah jadi dua).
            Fakta ke-2. Besi memiliki 8 isotop. Al-Hadid adalah Surat ke-57 dalam Al-Qur’an. Fe-57 adalah salah satu dari 4 isotop besi yang stabil.
            Fakta ke-3. Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (Ferro) dan Fe3+ (Ferri). Tubuh kita hanya mengkonsumsi Ferro dari makanan untuk membentuk hemoglobin dalam darah. Besi jenis Ferro inilah yang banyak terkandung dalam makanan seperti daging dan bayam, termasuk obat-obatan suplemen penamabah zat besi seperti Sangobion, Sulfaferosusu, dan lain sebagainya. Kata ahli gizi, sebaiknya sayur bayam jangan dibiarkan lebih dari semalam, tidak bagus untuk dimakan. Tetapi ternyata dalam beberapa jam Ferro akan segera berubah menjadi Ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, tubuh kita tidak mau mengambilnya karena sifatnya sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah berkarat, berubahlah sifatnya. Perubahan Fe2+ dan Fe3+ ini menghasilkanenergi ionisasi sebesar 2957 kJ mol -1. 29 adalah jumlah seluruh ayat pada surat Al-Hadid. 57 Adalah nomor suratnya. Allahuakbar!
            Fakta ke-4. Besi memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu 52Fe, 54Fe, 55Fe, 56Fe ,57Fe,Fe58, 59Fe, 60Fe. Jika seluruh massanya dijumlahkan maka 52 + 54 + 55 + 56 + 57 + 58 + 59 + 60 = 451. Kata “besi” ada pada surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalm surat Al-Hadid dari ayat 1 sampai dengan 25 adalah 451!
Fakta ke-5. Jumlah seluruh kata dalam surat Al-Hadid adalah 574. 57 adalah nomor surat Al-Hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.

C.    Revolusi Kimia dalam Peradaban Islam
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai ‘Bapak Kimia Modern’.”Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia,” cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. “Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar,” ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium–senyawa penting dalam kehidupan manusia modern–merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk ‘Bapak Kimia Modern’ itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan ‘Geber’ itu pun tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian.Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi
Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. “Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern,” ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih tetap dipakai hingga sekarang. “Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting,” cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa –yang delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
D.    Kisah Unik dalam Penelitian
1.      Menelusuri Angka 19 dalam Sistem Periodik Unsur-Unsur Kimia
Dalam S. Al Muddatstsir, ayat 30 = jumlah jenis bilangan bulat tersebut dalam Al Quran:
– ‘ALYHA TS’AT ‘ASYR, dibaca: ‘Alayha- tis’ata ‘asyar, artinya: di atasnya 19. Angka 19 ini tidak menunjuk kepada jumlah substansi tertentu, tidak seperti dengan bilangan bulat yang lain yang menunjuk jumlah substansi tertentu misalnya angka 12 menunjuk pada jumlah bulan (syahrun, month).
Jadi angka 19 itu terbuka untuk dapat menunjuk jumlah substansi apa saja dalam ayat Qawliyah (Al Quran), misalnya jumlah kata dan huruf, yaitu 19 buah kata dan 76 = 4 x 19 huruf dalam paket ayat S. Al ‘Alaq, yaitu paket yang mula-mula diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jumlah 19 ayat dalam S. Al ‘Alaq, S. Al ‘Alaq terletak pada urutan ke-19 dari belakang dalam Al Quran, jumlah Surah = 114 = 6 X 19, jumlah huruf 19 dalam Bismi Lla-hi rRahma-ni rRahiym (Basmalah), jumlah Basmalah 114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada Surah 27 ada 2 Basmalah. Jika Surah 9 dengan Surah 27 tersebut disusun menjadi deret hitung, akan diperoleh: 9 + 10 + 11 + …… + 27 = 342 = 18 X 19, dst.dst-nya. Dalam Seri 519 telah ditunjukkan, bahwa jumlah bilangan bulat dalam Al Quran jika dijumlahkan, akan diperoleh = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 + 12 + 19 + 20 + 30 + 40 + 50 + 60 + 70 + 80 + 99 + 100 + 200 + 300 + 1000 + 2000 + 3000 + 5000 + 50,000 + 100,000 = 1621146 = 8534 x 19.
Demikian pula angka 19 itu terbuka untuk dapat menunjuk jumlah substansi apa saja dalam ayat Kawniyah (alam syahadah). Maka dalam Seri 542 ini akan ditelusuri angka 19 itu dalam sistem periodik unsur-unsur kimia. Orang-orang yang berkecimpung dalam disiplin ilmu kimia / fisika, tidaklah dianak-tirikan oleh Al Quran. Demikianlah di bawah ini penelusuran itu.
Dalam alam didapatkan 81 unsur kimia yang stabil. Ada dua unsur yang terdapat di alam yang tidak stabil yaitu Thorium dan Uranium. Keduanya mempunyai nomor atom 90 dan 92 dalam sistem periodik. Allah sebagai ArRabb (Maha Pengatur) mengendalikan alam semesta dengan TaqdiruLlah yang hingga kini baru dikenal oleh manusia sebagai: medan gravitasi, medan elektromagnet, gaya kuat dan gaya lemah. Medan gravitasi utamanya mengontrol makrokosmos, mengendalikan bintang-bintang. Ketiga jenis yang lain mengontrol mikrokosmos. Medan elektromagnet mengontrol pasangan proton (bermuatan +) dengan elektron (bermuatan -). Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan sama, “direkat” oleh gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom Thorium dan Uranium tidak stabil menjadi “lapuk” terbelah dengan mengeluarkan sinar yang mendapat predikat sinar radioaktif, sehingga Thorium dan Uranium disebut pula zat radioaktif. Karena terbelah itu keduanya memperanakkan zat-zat radioaktif pula, yaitu mempunyai dalam sistem periodik nomor-nomor atom 84, 85, 86, 87, 88, 89 dan 91. Hingga hari ini sudah dikenal 106 unsur dalam sistem periodik. Patut dicatat, bahwa dua di antaranya yaitu Technetium yang menempati nomor atom 43 dan Promethiu yang menempati nomor atom 61 dalam sistem periodik, keduanya adalah unsur “siluman”. Keduanya jika tersusun, akan hilang dalam sekejap, sehingga sesungguhnya bukan 106 unsur yang aktual, melainkan hanya 104 unsur dalam sistem periodik. Maka di antara 106 unsur kimia dalam sistem periodik ada 81 unsur stabil, 2 unsur siluman dan nomor atom 84 ke atas unsur tidak stabil / radioaktif, yang intinya terbelah.
Dalam penelusuran angka 19 di dalam sistem periodik yang dihubungkan dengan Al Quran, diperoleh hasil sebagai berikut:
2.    Unsur kimia dalam sistem perodik intinya TERBELAH mulai nomor atom 84.
Kita lihat dalam Al Quran Surah 84, yaitu Surah AL ANSYQAQ, dibaca al insyiqa-q, artinya: TERBELAH.
3.    Unsur siluman Technetium dengan nomor atom 43 dan Promethiu dengan nomor atom 61.
- Apabila disusun deret 43 + 44 + 45 + 46 + ……+ 61 = 986 = 52 x 19.
- Apabila kita jumlahkan nomor atom dari unsur stabil dalam sistem periodik, kemudian dikuarangi dengan jumlah nomor atom dari kedua unsur siluman itu, akan kita peroleh: (1+2+3+……+83) – (43 + 61) = 3382 = 178 x 19.
4.    Kita lihat dalam Al Quran Surah 43 dan Surah 61. Surah 43 terdiri atas 89 ayat dan Surah 61 terdiri atas 14 ayat. Di atas telah disebutkan bahwa jumlah Basmalah 114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada Surah 27 ada 2 Basmalah. Itu mengisyaratkan bahwa Basmalah adalah bagian dari Surah-Surah, kecuali Surah 9 (karena memang tidak dimulai dengan Basmalah). Maka lihatlah hasilnya, jika nomor Surat dijumlahkan dengan jumlah ayat dijumlahkan dengan Basmalah:
43 + 89 +1 =133 = 7 x 19
61 + 14 +1 = 76 = 4 x 19
5.    Yang terkahir, angka 43 dan 61 adalah sejenis dengan angka 19, yaitu ketiga-tiganya merupakan bilangan prima. WaLlahu a’lamu bishshawab.
2.      Al Qur’an Menjelaskan tentang Fe
QS 11:1 Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
QS 11:14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
Pernyataan pada ayat di atas sangatlah menarik. Disampaikan bahwa ayat-ayatnyadisusun dengan rapi serta dijelaskan terperinci yang disusun dari Allah yang maha bijaksana dan maha tahu. Seterperinci apakah?, sedalam apakah?. Kita manusia dengan segala peradabannya, belum tentu mampu menyingkap semua keterperinciannya, bahkan mungkin sampai hari penghacuran tiba. Yang menarik Surat Besi pada Al Qur’an ini memiliki kesesuaian antara kenyataan tentang besi dan susunan ayat, penempatan, dan lain-lainnya pada surat besi. Ayat yang tersaji seolah memerincikan tentang Besi. “Miracle” ini kemudian dipahami setelah ilmu pengetahuan memahami tentang unsur Besi ini. Kadang, terpikir oleh saya, apakah para ilmuwan Islam (jika memang punya kemampuan dan semangat meneliti) memiliki juga kemampuan untuk memahami ayat lebih dari sekedar menghubung-hubungkan, tapi memang menemukan sesuatu yang baru dan kemudian menerapkannya ?.
Berikut ini saya kutipkan tulisan buku karya Arifin Muftie MATEMATIKA ALAM SEMESTA Bab 9 yang bukunya diterbitkan oleh PT Kiblat Buku Utama Bandung, 2004. Perihal unsur logam besi ini juga, kalau saya tak salah merupakan kutipan (tapi saya lupa sumbernya aslinya). Berikut ini, bagian yang penting mengulas tentang unsur ini :
Surat Besi (Hadid) turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum ber¬akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turun¬kan bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi diturunkan dari langit”.
Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari a! (31) dan hadid (26). Tabel al-jumal bisa dilihat pada Tabe15.4.
Alif = 1, Lam = 30, Ha’ = 8, Dal= 4, Ya’ = 10, Dal = 41 + 30 + 8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57.
Fakta Pertama
Fakta menunjukkan bahwa besi atau al-hadid mempunyai nilai (al-juntal) 57, sama dengan nomor suratnya, atau (19 x 3). Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3.
Besi, menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars. Ilmu kimia modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4 isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 (lihat Tabel 9.1).
ISOTOP BESI
Isotop Waktu Paruh Isotop Waktu Paruh
Fe-.52 8.3 jam FP-57 Stabil
Fe-54 Stabil Fe-58 Stabil
Fe-55 2.7 tahun Fe-59 54.5 hari
Fe-56 Stabil Fe-60 1.500.000 tahun
Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.
Fakta Kedua
Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
Ø  Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
Ø  Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
Ø  Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al¬jumal dari kata “al”.
Ø  Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol. Surat al Hadid mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
Ø  Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
Ø  Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe¬56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
Ø  Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882
Ø  Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
Ø  Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19.
5+7+2+5=19.
Ø  Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
Ø  Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib ka¬rena angka-angka tersebut merupakan:
57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda. Surat Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan energi yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa. Sedangkan nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjuk¬kan dengan jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan 19.
Subhanallah, alangkah rapinya, Allah menyusun penjelasan melalui wahyuNya. Tidak ada manusia yang menyusun suatu uraian pada suatu objek dengan rangkaian yang menjelaskan setiap huruf dan posisinya justru pada objek itu sendiri. Memang benarlah, tantangan Allah kepada musia dan jin, tak akan mampu membuat satu surat pun, meskipun saling tolong menolong. Penyusunannya menggunakan ilmu Allah yang tak terpesepsikan luasnya oleh ciptaanNya.

BAB III
PENUTUP
a.    Kesimpulan
Sesunggunya hubungan al quran dengan sains memang tidak boleh dipisahkan lagi.Bukan kerana Al Quran itu ialah buku sains,tetapi Al Quran ialah mukjizat Allah s.w.t yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad s.a.w untuk kegunaan manusia sejagat.Malah Al Quran juga mempunyai kaitan yang rapat dengan salah satu cabang dari ilmu sains iaitu kimia.Hubungan Al Quran dengan kimia dapat dilihat dengan penemuan besi di dalam Al Quran iaitu pada surah Al Hadid (Besi) .Malah maksud surah tersebut sudah jelas bermaksud besi.Surah al Hadid ialah surah yang ke 57 yang berada di pertengahan Al Quran.
b.   Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik dan terokimia.

DAFTAR PUSTAKA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS