TAHAPAN PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN KEBUTUHAN ANAK

TAHAPAN PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN KEBUTUHAN ANAK

A.    Hakikat Perkembangan
Untuk dapat memahami konsep perkembangan, terlebih dahulu perlu memahami pertumbuhan, kematangan dan perubahan. Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur yang lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju pada titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya.
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir , timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku individu. Kematangan mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis.Kematangan pada aspek psikis, meliputi keadaanberpikir, rasa, kemauan.
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan dapat dibagi kepada empat bentuk , yaitu perubahan dalam ukuran besarnya, dalam proporsinya, hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama, timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.

B.     Hukum – Hukum Perkembangan
1.      Hukum Tempo Perkembangan
Kecepatan (tempo) perkembangan anak individual, meskipum dari satu keturunan.
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.[1] Perkembangan jiwa tiap-tiap anak berlainan, menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Contohnya ada seorang anak yang cepat sekali menguasai keterampilan berjalan dan berbicara, tetapi ada juga anak yang berjalannya atau bicaranya lambat dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.
2.      Hukum Irama Perkembangan
Kecepatan perkembangan tidak rata, kadang-kadang cepat, kadang-kaang lambat, akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya
Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau ritme perkembangan. Menurut Desmita (2009: 16), hukum irama berlaku untuk setiap manusia.
Jadi perkembangan anak itu mengalami gelombang pasang surut, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu. Misalnya, akan mudah sekali diperhatikan jika mengalami perkembangan pada anak-anak menjelang remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi ada pula anak yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa meunjukan gejala yang serius.

3.      Hukum Memperkembangkan Diri
Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat mempertahankan diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya pada dorongan makan dan menjaga keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit, dalam bentuk menangis. Dan tangisnya itu yang dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani terkihat hasrat dasar  untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.

4.      Hukum konvergensi : Faktor hereditas(keturunan) atau pembawaan dan lingkungan mempuyai pengaruh yang sama kuat terhadap proses perkembangan
5.      Hukum hierarki perkembangan : Setiap individu yang normal akan melewati segenap fse perkembangan
6.      Hukum Pola umum Perkembangan: Perkembangan individu mempunyai pola umum berarti pertumbuhan dan perkembangan mengikuti pola-pola tertentu
7.      Hukum Diferensiasi Perkembangan : Perkembangan menuju ke arah deferensiasi sistem respon, mengarah pada individuasi
8.      Hukum kontinuitas perkembangan :Perkembangan bersifat kontinu, tidak pernah melompat-lompat; tiap tahap dilalui satu persatu.
9.      Hukum Individualis perkembangan : Setiap individu yang normal,sifat-sifat individu dalam perkembangannya , saling berkorelasi secara positif.
10.  Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat dipercepat dalam batas-batas tertentu.
11.  Pada umur-umur tertentu terdapat perbedaan perkembangan /pertumbuhan antara laki- laki dan perempuan.



C.    Perkembangan Otak Anak
1.      0 – 10 bulan (Janin)
Pada masa ini bagian-bagian otak mulai terbentuk, neuron (sel saraf) mulai tumbuh. Ini adalah masa paling penting dalam proses perkembangan otak anak karena akan terbentuk lebih dari 100 milyar sel sel saraf / neuron.Agar proses perkembangan ini berlangsung optimal, ibu yang sedang mengandung perlu mengatur pola hidup selama masa kehamilan.
2.      Lahir – 6 tahun
Setelah lahir, fase perkembangan otak yang dialami si kecil adalah  pembentukan hubungan-hubungan/koneksi antara bermilyar-milyar sel saraf  yang sudah terbentuk dan pematangan fungsi bagian-bagian otak yang digunakan untuk mengontrol gerak tubuh, berpikir, dan berpresepsi.Bagian otak yang paling berkembang pada fase ini adalah Frontal Lobes.
3.      7 – 12 tahun
Pada tahapan ini hubungan antarsaraf, atau dikenal sebagai ‘grey matter’ yaitu proses menyambungkan bagian-bagian otak terus berlangsung dan di perkuat. Bagian otak ini berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan, juga pengambilan keputusan. Tak heran jika banyak remaja terlihat sulit mengendalikan tubuh mereka. Cenderung bergerak cepat, atau sebaliknya kikuk bergerak.Pada usia ini, orang tua sebaiknya merangsang  anak  untuk  dapat mengendalikan   gerak   tubuh. Caranya   adalah  dengan mengajaknya  berolahraga. Sesungguhnya fase perkembangan usia ini berlangsung hingga seseorang mencapai usia 22 tahun. Pada usia tersebut, otak akan mencapai performa terbaik, dalam fungsi dan respons.

D.    Perbedaan Individual dan Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar
Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan.
Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD/MI
Istilah “kebutuhan”, “dorongan” atau “motif” pada kehidupan sehari-hari sering digunakan secara berganitan. Namun demikian, secaara konsep ada perbedaan diantaranya. kebutuhan lebih mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.
Banyak ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan pada umumnya bisa dikatakan sama intinya. Cole Dan Bruce (1959) membagi kebutuhan menjadi 2 golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis. Sedangkan A. Maslow (1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jejaring dari yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks. Dalam kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD, digunakan penggolongan kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan aktualisasi diri. Hurlock (1978) menyatakan bahwa dalai pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin daapt digunakan. Sedangkan DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 sikap guru dalam memberikan dan meningkatkan motivasi siswa.

E.     Perkembangan Anak Usia Sekolah Menengah
a.    Perkembangan Fisik
Peserta didik usia 12-19 tahun merupakan periode remaja transisi, yaitu periode transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa. kemudian pubertas adalah waktu perkembangan fisik yang cepat, menandakan akhir masa kanak-kanak dan awal dari kematangan seksual. peserta didik perempuan maupun laki-laki umumnya menyelesaikan masa ini tanpa masalah.
b.      Masalah Kesehatan
Tiga kemungkinan masalah kesehatan utama yaitu:
1.   Gangguan makan sering muncul akibat keasikan dengan makanan, keasikan dengan makanan ini berdampak paling umum di kalangan remaja yaitu obesitas atau kegemukan.
2.   Depresi remaja sering disebabkan oleh perubahan hormon, tantangan hidup, dan masalah penampilan. Perempuan remaja lebih banyak menderita depresi atau stres berat dibandingkan dengan laki-laki remaja. Angka statistik menunjukan, sekitar 13 persen remaja dilaporkan setidaknya sekali mencoba bunuh diri.
3.   Penyalahgunaan zat,  beberapa remaja, termasuk peserta didik menyalahgunakan zat atau obat-obatan terlarang untuk menghindari rasa sakit, stres sehari-hari bahkan untuk mengatas namakan “solidaritas” dengan rekan-rekannya bagian dari aktifitas per-geng-an tertentu kemudian ada lagi mereka anggap menyalahgunakan zat atau obat-obatan terlarang adalah simbol kedewasaan diri.
c.    Perkembangan kognitif
Sebagian pengembangan moral peserta didik tergantung pada munculnya empati,rasa malu, dan rasa bersalah. sebagai bukti bahwa peserta didik meningkat kemampuan kognitifnya,mereka mampu menimbang konsekuensi dari sudut kepentingan pribadi dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka.
Pencarian untuk Identitas: Usia 12-19 tahun. Peneliti Carol Gilligan dan Deborah Tanenn ternyata menemukan perbedaan dalam cara-cara di mana laki-laki dan perempuan mencapai identitas itu.Gilligan telah mencatat bahwa perempuan utamanya mencari “keintiman hubungan”, sedangkan laki-laki mengejar kemandirian dan prestasi.
d.      Orientasi Seksual dan Seksualitas
Peserta didik pada usia sekolah menengah berusaha secara total menemukan satu identitas, berupa perwujudan orientasi seksual yang tercermin dari hasrat seksual,emosional,romantis kepada anggota jenis kelamin yang sama atau berbeda atau keduanya.perjuangan peserta didik untuk menemukan dalam outlet seksual yang tepat mengartikulasikan keinginan mereka.
e.       Kenakalan Remaja
Peserta didik usia remaja menjadi remaja nakal lebih banyak di tentukan oleh kurangnya pengawasan orang tua dan disiplin ketimbang status ekonomi.

F.     Implikasi Karakteristik Peserta Didik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Adanya karakteristik individu yang dipengaruhi oleh faktor bawan dan lingkungan tersebut jelas membawa implikasi terhadap proses pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, proses pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik secara individu. Berdasarkan pemahaman ini, anak secara esensial proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru adalah menyediakan kondisi yang kondusif agar masing-masing individu peserta didik dapat bekerja secara opitimal, meskipun wujudnya mereka itu datang dan ada secara berkelompok. ini berarti bahwa di dalam proses belajar mengajar, setiap individu peserta didik memerlukan perlakuan yang berbeda, sehingga strategi dan usaha pealaksanaanya pun akan berbeda-beda dan bervariasi.





DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2011.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suhada, Idad dan Heri Gunawan. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Insan Mandiri.
Ahmadi, Abu dan Munawar Soleh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sunarsih. 2008. Psikologi Permbangan. Bandung : Universitas pendidikan Indoesia


[1] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: 2011), Hal. 16

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment