PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU I



PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU I

1.      Pengertian Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, diantaranya: pertumbuhan , kematangan dan perubahan.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan juga tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional.
Perkembangan juga dapat diartikan juga sebagai “suatu proses perubahan dalam diri individu atau organism, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,progresif, dan berkesinambungan”.
Ada beberapa pakar yang mengartikan “perkembangan” diantaranya:

Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai :
1.      Perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati;
2.      Pertumbuhan;
3.      Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional;
4.      Kedewasaan atau kemunculn pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Reni Akbar Hawadi (2001) :
“Perkembangan secara luas menunjukkan pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan dan sifat dan cirri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.

Menurut F.J. Monks, dkk, (2001):
 Pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasiyang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar”.

Dari beberapa pengertian yang telah disampaikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fugsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui warisan dari pihak orang tuanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis. Lingkungan merupakan faktor penting di samping hereditas yang menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, sosial dan religius.

A.       Faktor Genetika (Hereditas)
      Hereditas merupakan totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
      Sehubungan dengan hal diatas, Cattel dk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisasi itu sendiri.” Misalnya kapasitas fisik (Perawakan, energi, kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas, normal atau terbelakang). Meskipun begitu, batas-batas perkembangan kepribadian lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.        

B.     Faktor Lingkungan
      Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, dan kondisi) fisik/alam/ atau sosial yang mempengaruhi perkembangan individu. Faktor-faktor lingkungan tersebut antara lain:
1)      Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama perkembangan anak. Dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah saw. bersabda:
“Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang membuat mereka menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah:
a.       Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
b.      Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan pada anak
c.       Keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), bak yang bersifat fisik-biologis maupun sosio-psikologis
2)      Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan dalam rangka membantu anak didik agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik motoriknya.
Hurlock mengemukakan bahwa seolah merupakan faktor penentu bagi pengembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpikir, bersikpa, maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.[1] 
3)      Kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui teman sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannyauntuk berinteraksi sosial, belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
4)      Media massa
Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempuyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya.
Sigelman dan Shaffer (1995) mengemukakan bahwa televisi memiliki pengaruh positif dan negatif. Apabila anak menonton tayangan yang baik seperti prosocial behavior (tingkah laku sosialyang positif seperti membantu orang lain dan bekerja sama, maka anak akan cenderung memiliki sifat prososial. Sedangkan pengaruh yang negatif ditunjukkan dari hasil penelitian, bahwa anak yang menonton tayangan kekerasan perilakunya cenderung agresif.

3.      Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan persyaratan bagi perkembangan selanjutnya. Menurut Yelon dan Weinstein (1977) pola perkembangan itu sebagai berikut.
a.       Cephalocaudal (perkembangan itu dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang matang duluan itu adalah bagian atas kemudian ke bagian bawah dan tidak mungkin terbalik).
b.      Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi setelah matang strukturnya.
c.       Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik maupun psikis berlangsung dari umum ke khusus (spesifik).
d.      Perkembangan berlangsung dari kongkret ke abstrak, yang berarti bahwa perkembangan itu berproses dari kemampuan berfikir kongkret menuju ke abstrak.
e.       Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektifisme, yang berarti bahwa pada mulanya seorang anak hanya memperhatikan dirinya sebagai pusatatau hanya mementingkan keinginan, kebutuhan dirinya sendiri.
Pola perkembangan kognitif dari jean piaget
1.      Tahap sensor motor
2.      Tahap praoperasional
3.      Tahap operasional konkrit
4.      Tahap operasional formal

.

















DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011.  Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: RajaGrafindo.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung : Rosda
Susanti. 2010. hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta-didik-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sikap-dalam-perkembangan_makalah-abdi.doc. Universitas Muhammadiyah Metro.



[1] Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: RajaGrafindo       Persada, 2011, hal. 30

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment